
Salah satunya adalah launching Toyota NAV1 yang meminta pose mobilnya diubah menjadi terlihat 3/4. Sehingga seluruh bagian mobilnya terlihat.
"Sebagai pelukis pasir profesional saya harus menyanggupi perubahan tersebut on the spot dan tidak mengelak, karena client saya adalah raja. Dan mereka akan menyambut baik pelayanan yang saya berikan secara profesional. Karena justru di titik inilah profesionalitas saya dipertaruhkan." tambah Angela.

Karena saya secara pribadi sadar bahwa client saya telah mengeluarkan uang yang tidak sedikit jumlahnya untuk membayar show saya. Karena itu, mereka pun akan menuntut saya lebih, sesuai anggaran yang telah mereka keluarkan untuk meng-hire show saya."
Tetapi memang perubahan story board on the spot sangat beresiko, karena saya adalah salah seorang seniman yang sangat sensitif terhadap detil seni. Setiap karya saya harus tampil sempurna, beberapa client saya memuji saya sebagai orang yang perfectionis.
Pengalaman berkesan saya adalah pada saat saya akan tampil di Toyota NAV1, karena permintaan pose mobil yg diubah sehingga body mobil terlihat 3/4. Saya pun menggantinya di tempat, setelah di acc oleh penanggung jawab acara show, saya latihan sendiri dengan head phone di telinga saya, sampai setiap detiknya tepat dengan musiknya. Akhirnya pun sempurna.

Tantangan berikutnya adalah apalagi lagu dadakan tersebut dari awal sampai akhir nuansanya sama semua. Cukup membingungkan mendeteksi ending instrumentnya. Namun, tetap harus saya sanggupi karena instrument tersebut kesukaan client.
"Tantangan seperti ini tetap bisa saya kerjakan dengan mengopi lagu client tersebut ke dalam mobile saya dan saya akan latihan sendiri sampai saya benar-benar menghafal setiap nadanya dan bisa ditunggu tentunya. Show ini tidak akan sempurna bila saya hanya mendengarkannya hanya 2x saja, saya tetap perlu mengopinya ke dalam mobile saya dan mendengarkannya berulang-ulang sambil melatihnya sampai sempurna." jelas Angela.
No comments:
Post a Comment