Saturday, April 21, 2012

My Interview with Epoctime

Sabtu, 21 April 2012 
FEMMEVOLUTION CWS APRERISIASI UNTUK PEREMPUAN

Surabaya - Bulan April identik dengan bulannya perempuan. Selain untuk mengenang pahlawan emansipasi perempuan, Kartini, juga memberikan apresiasi kepada perempuan masa kini. Untuk itu Ciputra Word Surabaya (CWS) sebagai tempat perbelanjaan yang dimana banyak berkumpulnya perempuan, untuk kali pertama menggelar acara Femmevolution Pop ACTS (Arts Community and Talents Surabaya.

Even yang digelar semua berhubungan dengan perempuan mulai dari pameran kecantikan, busana, kompetisi hingga yang mengedepankan sosok perempuan.
“Kami ingin memberikan apresiasi khusus kepada kaum hawa pada April ini dengan mengangkat tema Femmevolution,” ujar Stephana Fevriera, Promotion Coordinator CWS.

Salah satu acara yang digelar CWS adalah Femmevolution Pop ACTS (Arts Community and Talents Surabaya) Mini Orchesta oleh Louisa Zais. Ada pula sand painting show oleh Angela Roseli (28) dan peragaan busana dari Batik Drupadi dan Body & Soul. Masing – masing mewakili dua gaya berbusana yang berbeda yaitu klasik dan modern.

Perempuan muda ini sedang asyik menggores wadah yang mirip palet kaca dengan ditaburi pasir pantai. Dialah Angela Roseli Sang Pelukis Pasir. Dia mulai melukis pasir sejak 2009 yang awalnya dari melukis di kanvas.

Angela sedang menggores pasir. (amelia)
Melukis pasir biasa dilakukannya pada acara-acara tertentu misalnya pernikahannya. Sayangnya hasil lukisannya yang indah itu tidak dapat disimpan karena berada di obyek yang labil, jadi setelahnya memang akan dihapus.
Untuk melukis pasir memang diperlukan imajinasi yang kaya, ekspresif dan tidak harus realistis, kebanyakan impresionis tapi tak kalah menarik dan indah. Sayangnya tak bisa dimiliki, melainkan hanya bisa diabadikan lewat video.
“Melukis dengan pasir beda dengan cat minyak. Melukis pasir menantang, sulit pada awalnya setelah itu asyik, kita perlu berimajinasi dan feeling,” ujar pelukis yang berasal dari Bali ini.

Ini adalah lukisan pasir yang kini menjadi tren dan mulai disukai. Jika pada lukisan biasa, si pelukis menggoleskan cat di atas kanvas, maka pada lukisan pasir, si pelukis menebarkan pasir di atas lembaran kaca lebar dan ‘menggambar’ obyek dengan jari – jarinya.
Dengan jari – jarinya Angela  lincah menggores dan menabur hamparan pasir di atas kaca yang di bawahnya diterangi lampu. Ia membentuk pasir menjadi lukisan yang diinginkan. Kemahiran dan keluwesan jemarinya sehingga membentuk gambar yang cantik mengundang decak kagum para pengunjung. Mereka terpesona oleh gerakan cepat jemarinya.
Angela mengatakan, pasir yang digunamekan bisa pasir pantai atau pasir silika. Yang bagus adalah pasir pantai berwarna putih karena akan menghasilkan gambar yang indah. Pasir diayak untuk memperoleh butiran – butiran yang halus dan bersih.(Amelia)
 

No comments:

Post a Comment